Bab 14

1122 Kata

"Hati-hati beb, tarik napas dan buang," ujar Rakha sambil mempraktekkan langsung saat kami jalan dari tempat parkir menuju ruang pemeriksaan di rumah sakit. Tangannya memapahku seakan aku ini makhluk renta yang butuh bantuannya untuk jalan. Banyak mata melihat ke arahku bahkan mereka tertawa seakan mengejek kami berdua. Langkahku semakin cepat agar Rakha berhenti bersikap kekanakan. "Bebbbbb." Kali ini dia berhasil mendahului langkahku. "Cong, gue masih kuat ya untuk jalan sendiri dan elo lihat nggak banyak orang ngetawain kita. Mereka pasti mikirnya elo itu orang gila. Lah perut bininya masih kempes tapi dibikin seolah udah hamil tua," bisikku kesal. "Lah salah gue apa? Gue emang lebay kalo ini menyangkut elo dan Jaka/Jenab. Masa bodo dengan orang lain, emangnya mereka yang kasih ki

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN