POV Redi Putri menekan angka di dinding, pintu pun menutup. Dia bersidekap, mendelik saat bersitatap denganku. Aku garuk-garuk rambut. Kenapa aku disalahkan, ni? Dia kan baru bilang setelah kulepas sandal. Aneh dia ni. "Apa?!" Dia kembali mendelik saat berpandangan denganku, memajukan bibir dan terlihat begitu bete. "Aku ini malu sama temen-temenku, Om." Aku menghela napas. "Ya lah, aku salah, aku salah." Aku genggam tangannya, dia menepisnya cepat. "Jangan ngambek, lah. Nelangsa aku tu, kalau kau ngambek begini." "Ya om, si, lagian. Siapa juga yang suruh nyusul ke aku?! Ngeselin, deh!" Dia bersidekap. Aku hanya diam, sesekali pandang dia yang langsung pasang tampang galak. Nelangsa aku tu kalau dibentak-bentak. Tapi karena aku yang salah, aku milih terus bungkam. Ting! Pintu membu