POV Redi Salah lagi, salah lagi. Pusing aku ni. Benar-benar perempuan sulit dimengerti. Kutatap Putri yang tidur menenggelamkan diri di dalam selimut. Kutarik perlahan ujungnya. Putri sudah terlelap. "Put." Kutoel pinggangnya. Dia menggeliat. Sungguh menggemaskan anak Zain ini. Kubuang es krim ke lantai lalu merebah di samping Putri. Saat tatapanku tertuju ke pintu, aku memutuskan bangkit dan menguncinya. Ibu bisa-bisa membukanya lagi. "Put." Kusentuh pipinya. Tak ada sahutan. Aku berbaring miring dengan tangan menyangga kepala, pandang dia lama. Hidungnya yang mancung mirip dengan Zain, wajahnya yang kekanakan turunan dari Talita. Aku tersenyum kecil sambil tekan pipi Putri. "Aku ni bukan ayah kau yang suka gombal. Macam anak ABG saja. Aku tu yang seperti ini apa adanya laah." Kuang