POV Putri Mama di ambang pintu terus menatapku yang terus memasuk-masukkan baju ke dalam tas. Aku menoleh. "Kenapa, Ma?" tanyaku, merasa tak nyaman dengan keberadaannya di situ. "Mama kasihan sama kamu, harus terjebak pernikahan dengan lelaki kasar," katanya dengan wajah terlihat menyayangkan. Ia membuka jendela kamar lalu duduk di ranjang. "Kamu jadi perempuan jangan bodoh. Kalau dia kasar, balas!" katanya terlihat geram. Tangannya terangkat lalu mengepalkan tinju ke udara. "Om Redi hanya sekali ngelakuin itu padaku, Ma. Waktu itu, dia lagi kesal banget." Aku menutup resleting tas. "Tetap aja walau dalam kondisi kesal sekalipun, KDRT tetap gak bisa dibenarkan, Putri. Kamu tau ayahmu? Sekesal apa pun dia, gak pernah, tuh, ayahmu sampai pukul mama. Sampai badan mama biru-biru seperti