35

1786 Kata

POV Redi Aku tinju udara berkali-kali. Ini sakit rasanya. Semakin sakit saja. Kutatap Putri yang berjalan ke arah jembatan pelangi. Kutelan ludah dengan susah payah dengan tanganku yang mengepal kuat. Anak itu sangat keras kepala seperti ayahnya. Aku mengemudi kencang dan sesekali mengklakson walau jalanan sepi dan berlubang. Kesal sekali aku, dapati Putri lebih pilih dia. Aku menuju rumah dengar pikiran tak bisa tenang, ucapan Putri buatku takut. Bagaimana kalau dia tak balik lagi ke rumah? Ibu pasti kepikiran. Haah! Kubuang napas keras, rasa tertindih di d**a ini semakin berat saja. Aku berkali-kali membuang napas, tapi itu tak mengubah keadaan. Tetap sakit d**a ini. Semakin lama, aku semakin tak bisa tenang, bagaimana nanti kalau si Putri itu zina? Putri mudah terbujuk. Zain, aku ha

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN