Seandainya Saja 2

1028 Kata

"Dibuatin minum sekarang, Mbak?" tanya Mbak Harti. "Ya, Mbak. Tiga kopi ya, jangan terlalu manis." Saga membuka pintu kafe bagian samping. Benar saja, seorang pemuda tanggung, pegawai dari Rumah Makan Wijaya Kusuma tengah duduk di kursi sambil membawa rantang susun berisi lauk pesanan Melati. Mereka lantas membawanya ke rumah belakang. "Maaf, Pa, Mas Akbar, nunggu lama ya tadi?" Melati merasa tidak enak hati pada mereka. Tangannya dengan terampil segera menyiapkan sarapan dibantu oleh Mbak Harti. "Nggak apa-apa. Kami juga terbiasa sarapan agak siang," jawab Pak Norman. Sementara Akbar memperhatikan Melati yang terlihat segar dan natural. Jilbabnya bagian belakang tampak basah karena rambutnya yang terurai. Pikirkannya sebagai lelaki dewasa mulai berkelana. Mereka masih sempat bercinta

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN