Pesannya yang dikirim panjang lebar tadi, hanya dibalas singkat. Ketika hendak di telepon, nomernya sudah tidak aktif lagi. Sepertinya Melati memang telah mantap berpisah darinya. Pria itu berdiri dan masuk kamarnya yang kini terasa hening dan kosong. Segala perlengkapan perawatan diri di atas meja rias milik Melati tidak ada satu pun yang tertinggal. Namun perhiasan yang pernah dibelikannya ditinggal semua. Begitu bencinya hingga pemberiannya dikembalikan? Padahal itu sudah menjadi hak milik Melati. Akbar duduk di tepi pembaringan. Entah bagaimana ia akan menjalani kehidupannya dengan Nara. Ambisinya yang menggebu pada perempuan itu, akhirnya terbalik 180° setelah ia melalui malam pertama mereka. Ini baru permulaan, apakah ada kejutan yang lebih besar lagi daripada ini? ***LS*** Mela