"Sampai kapanpun, kamu, Saga, Melati, dan Moana akan terus saling berkaitan, Nak. Kamu dan Saga bersaudara. Melati ibunya anakmu. Dan papa tahu ini nggak gampang untuk dijalani. Tapi tuntutan hidup kalian memang seperti ini. Papa yakin kamu mampu." Akbar teringat ucapan papanya tadi pagi. Mampu sebatas mana? Apa mungkin ia sanggup bersikap biasa pada adik yang telah memiliki jiwa raga mantan istrinya? Membayangkan tentang kebersamaan mereka saja, nyaris membuat Akbar gila. Belum lagi hubungannya dengan Nara yang tidak jelas. Namun kemarin ia sudah menghubungi Pak Nayoan, pengacara yang dulu mengurusi perceraiannya dengan Melati. Akbar akan mengajukan gugatan cerai. "Ambillah keputusan yang terbaik. Papa mendukungmu. Carilah kebahagiaan untukmu," jawaban Pak Norman, ketika Akbar menguta