Pinka sudah masuk ruangan IGD, dan Sean di larang untuk masuk dan tidak boleh melihat dulu sebelum pemeriksana berakhir. Sean semakin gusar dan panik, bagaimana kondisi istrinya itu. Apalagi besok jadwa penerbangan pulang dan tak mungkin di undur. Mana mungkin Sean meminta tambahn waktu untuk cuti lagi. Cutinya sudah habis. "Ya Tuhan ... Ujian apalagi yang Engkau berikan kepada keluargaku," ucap Sean di dalam hatinya. Senyum Zahra terus mengembang menatap Sean dari kejauhan dan ia menyelinap masuk ke dalam ruang dokter yang sedang memeriksa Pinka. Pinka masih tak sadarkan diri, luka di kepalanya tidak begitu parah dan cukup beristirahat agar pulih kembali. "Dokter ...," panggil Zahra lembut. "Ya,?" ucap dokter itu menatap Zahra. Zahra mengajak dokter itu duduk bersama dan berbicara