Levian tengah mengerjakan pekerjaan di laptop yang ia pangku. Sementara di sebelahnya, Dini tengah menonton televisi ditemani oleh ibu Livya. Kebersamaan di ruang keluarga lantai bawah, awalnya baik-baik saja sebelum Anna datang dengan lari dan itu dari lantai atas. Kenyataan Anna yang terlihat panik langsung menyita perhatian, termasuk juga oleh Levian. Levian sengaja mengawasi dan menunggu sang putri sampai di hadapannya. “Papa ... Mama Lina, syakit ... kakinya, byusuk!” ucap Anna mengadu. Berkaca-kaca matanya lantaran ia begitu sedih setelah mengetahui punggung kaki kanan mamanya melepuh dan ia kira busuk. Bukannya menjawab, yang Levian khawatirkan justru Dini. Ia menatap Dini dan ia khawatirkan cemburu atas keadaan kini. “Ayo, Pa. Ayo ... tepet .. kasyihan Mama Lina!” rengek Dini