59. Firasat Tak Enak

1319 Kata

Hujan masih mengguyur dengan deras menemani malam sekitar pukul tujuh kali ini. Namun, jangankan langsung diizinkan masuk, didekati saja, Arina tidak mendapatkannya dari satpam rumah Levian. Arina masih bertahan di depan gerbang rumah megah Levian bersama kedua koper besarnya. Sopir yang mengantarnya dan itu sopir taksi online, jadi kasihan. Pria paruh baya yang awalnya sempat putar balik dan harusnya langsung pergi itu mendadak menghampiri kemudian memberi Arina payung. “Ya ampun ... ini maksudnya apaan sih. Masa iya, aku diginiin kayak pengungsi yang mau ditolak saja.” “Gini-gini, aku pernah jadi nyonya di sini.” “Andai pun karena sekarang sudah ada Dini, ... kan di dalam ada Anna. Anna anakku, dan dia pasti butuh aku!” Setelah mengeluhkan apa yang ia dapatkan di awal kedatangannya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN