“Sakit, Kak… lutut kamu kena ke perut aku,” rengek Meida saat ingat lagi rasa sakitnya. “Tapi aku gak mau dibawa ke rumah sakit.” Seorang pegawai hotel sampai datang dan berkomunikasi dengan yang lainnya lewat walkie-talkie. “Bapak, ada team medis di hotel kami. Jika ibu tidak mau ke Rumah Sakit? Bagaimana kalau diobati di kamar Bapak dan Ibu?” “Gitu aja,” ucap Jarvis ketika menggendong sang istri. Dia sadar ada Wendy yang menatap kebingungan, Meida juga memberi isyarat pada Jarvis. “Kamu ikut saya dulu.” “Saya, Pak?” “Iya, ada yang mau saya sama istri saya bicarakan.” Jarvis kembali masuk ke dalam lift. Wendy menatap focus pada Meida yang bersembunyi dalam gendongan Jarvis. Pelukannya begitu erat disertai rengekan. Semakin kaget ketika mendengar, “Kayaknya gigi aku sama Kakak kepentu