Satu lagi daftar yang sudah Meida selesaikan. Dia telah menemukan sang Nenek, dimana Ibunya bisa sedikit tenang sekarang. Menjalani hari-harinya bersama dengan Jarvis lagi. Mereka langsung pulang begitu Jarvis merasa lebih baik.
“Gak kesini sama suami?” Tanya Ibu ketika Meida baru saja datang.
“Nggak, suami aku lagi sibuk, Bu. Pulang dari Yogyakarta langsung rapat.” Meida membuka makanan yang sudah dia siapkan dari rumah.
“Kalian masih muda, udah ada rencana mau punya anak?”
“Jarvis sih mau cepet punya anak. Tapi Mei masih santai. Dia ngajak program kehamilan.”
“Jangan nolak permintaan suami. Dia udah banyak bantu keluarga kita, Mei.”
“Belum ada waktu buat ke dokter kandungan, Bu. Meida gak mau konsultasi sendiri,” Ucapnya mengerucutkan bibir. “Nanti aja nunggu dia.”
“Dia keliata
