Lestari Anggun Faresta

2431 Kata

“Mama lelah, Nak. Sepertinya mama sama Mbok Sati lebih menyukai situasi rumah di banding dunia luar yang menyilaukan mata. Dengan begitu, Mama ikhlas jika di panggil sang kuasa...” bisik sang ibu lagi membalas genggaman tangan sang putra dengan menitikkan air mata di pipinya. Tatapannya sendu menggambarkan lelahnya bathinnya selama ini menjalani hdiup yang penuh derita di dalam sangkar emasnya. “Mama, jadi mama gak mau nih ketemu calon mantu mama?” tanya Barra dengan nada santai walau dia saat ini tengah menahan nafasnya, karena saat ini dadanya terasa sesak seperti ada beban berat menghimpit dadanya melihat kondisi yang menyedihkan sang ibu yang sangat dia cintai. Lestari menoleh menatap sang putra dengan lekat. “Benarkah kamu sudah memiliki tambatan hati?” tanya Lestari Anggun Faresta

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN