"Yakin, Kamu? Tidak terjadi sesuatu yang membuatmu menangis?" tanya Braga meraih wajah sang istri yang tampak sembab. Sasya menganggukkan kepalanya perlahan. "Iya, Kak. Emang kenapa lagi coba?" jawab Sasya di buat sesantai mungkin, walaupun dia menjawab sembari menahan nafasnya karena takut sampai sang suami mengetahui apa yang terjadi sesungguhnya. Karena jika itu terjadi maka dia pasti tidak akan di izinkan untuk bekerja lagi oleh sang suami. "Serius Kamu? Tidak ada yang menyakitimu bukan? Aku bisa saja mencari tahu perihal matamu. Tapi aku memilih untuk mendapatkan jawaban darimu. Ayoo jawab dengan jujur padaku..." pintanya perlahan membuat Sasya tertawa sumbang. "Ya. Serius lah kak. Mana mungkin di kantor ada yang tega menyakitin..." jawab Sasya ringan. Hingga membuat Braga bernafas

