Haidar mananti-nanti sekali siang ini, karena dia ingin makan Pizza dengan Adrian dan Kinan. Aku sebenarnya malas sekali. Bertemu dia lagi sama artinya mengusik rasa sakitku dulu. Haidar dari tadi tanya terus kapan berangkat ke tamannya untuk menemui Adrian dan Kinan. “Bunda, ayo ke taman sekarang?” ajak Haidar. “Habis Dzuhur ya, sayang? Nanti baru ke taman,” jawabku. “Yah, lama. Nanti Om Ian dah di taman,” ucap Haidar. “Belum, Sayang. Percaya sama bunda, Oke.” Aku meyakinkan Haidar agar tidak bertanya lagi kapan ke tamannya. Baru saja aku selesai Sholat, Haidar sudah girang karena Adrian datang ke rumah. Bagaimana bisa orang itu datang ke sini? Tidak tahu malu sekali dia. Memang sih aku yang salah, kemarin aku memberikan alamatku, dan ternyata dia juga tinggal di komplek ini. Ayah se

