Akhirnya … bulan madu juga! -Bulan madu mingguan- “Teteh ngga mau nambah lagi?” Zia melontarkan keingintahuannya pada Nina. Hari Jum’at siang, saat para pria tengah berada di masjid, kelima perempuan – empat dewasa dan satu anak-anak yang tengah sibuk menjadi Artemisia Gentileschi, menyapukan kuasnya di kanvas yang Bumi siapkan pagi tadi – memilih menunggu di unit Yuna dan Bumi. “Ara yang ngga mau. Cukup Gala dan Qia aja. Takut katanya,” jawab Nina. “Takut jantung Teteh sakit lagi?” Nina mengangguk. “Kalau lo? Kenapa nunda punya momongan Dek?” Gantian Yuna yang dicecar. “Mmm … waktu baru nikah sih biar gue nyaman kuliah, Mbak. Karena tingkat akhir kan, gedebak-gedebuk. Tapi, belakangan ngga dijaga lagi, belum dikasih aja,” jelas Yuna. “Yang penting, jangan karena mikirin gue ya?”

