172:EPILOG - WE ARE HOME

1711 Kata

Home is not just a place; it’s the warmth of shared laughter, the quiet strength of love, and the dreams you build together, one step at a time. -We are home- “Coklat panasnya sudah siaaap!” ujar Bumi seraya menyodorkan tiga buah tumbler. “Satu buat Ateu Jihan, satu buat Teteh Qia, satu lagi untuk Princess Aya.” “Buat Eira mana, Mamang?” tanya Qia. “Eira belum boleh minum s**u coklat.” Jihan yang memberi penjelasakan. “Nanti sakit perut minum s**u sapi. Eira minumnya ASI. Kamu tau ASI ngga? Breastmilk itu lho.” “Iya, aku tau,” sahut Qia. “Aku nenen juga, two years.” “Me too.” Bumi terkekeh, entah kenapa nasib membawanya ke tengah-tengah pergosipan para perempuan cilik. “Tah! Kalau Neng Eira, mam ini aja,” ujar Bumi kemudian seraya menyelipkan fruit feeder di genggaman Eira. “Babaww

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN