Zeya melambai cepat. “Taruh di meja, nanti aku buka.” Pipi Zeya memerah. Kenzo meletakkan paket, lalu duduk di sebelah Zeya. “Aku tebak,” ucapnya sambil menunjuk paket. “Masker wajah.” “Benar,” jawab Zeya yakin. Kenzo mengangguk sambil memutar paket. Label pengirim terbaca jelas. “Bra Enhancer Store.” Zeya menutup wajah dengan majalah. “Itu nama lain masker wajah,” elaknya. Kenzo tertawa jernih. “Baik, Ibu Masker.” Ia bergeser mendekat, lalu menepuk lutut Zeya. “Aku dukung kamu tampil rapi dan nyaman. Tapi ada syarat.” “Apa?” “Setiap kali kamu ingin berubah karena insecure, ingatkan diri kamu bahwa kamu berharga karena kamu kamu. Bukan karena ukuran apa pun. Aku bantu cari bra paling nyaman, aku bantu latihan postur, aku bantu atur nutrisi. Tapi aku tidak akan membiarkan kamu menyak