Jovan tiba di apartemennya saat langit mulai menghitam. Kali ini berbeda dengan kepulangannya waktu lalu yang hanya mendapatkan sebuah kesia-siaan. Saat ini kepulangannya cukup melegakan, ia telah berhasil mengantungi restu ayah Stella. Entah apa yang membuat lelaki paruh baya itu berubah pikiran. Yang pasti saat itu Jovan hampir saja putus asa atas perjuangannya yang selalu gagal. Dan tiba-tiba Tuan Ben menyuruhnya untuk datang melamar Stella. Begitu mudah saat lelaki itu menyetujui mereka menikah satu minggu lagi tanpa pertimbangan. Dan hal itu sangat disyukuri oleh Jovan. Jovan melepas ikatan dasi yang melilit lehernya, berlanjut membuka kancing kemeja atasnya. Ia terduduk di atas sofa kemudian meraih ponsel yang tergeletak di meja. Menatap ponselnya dengan perasaan ragu. Apakah