Di ruang kerja rumahnya yang luas, Aksa masih terpaku menatap layar ponselnya. Cahaya putih dari layar memantul ke wajahnya yang penuh keraguan. Jari-jarinya melayang di atas keyboard, siap mengetik pesan untuk Lira. Namun, apa yang harus ia katakan? Lira, aku minta maaf. Tidak. Terlalu sederhana. Lira, aku ingin menjelaskan semuanya. Tidak cukup. Lira, aku menyesal. Aku tahu aku salah. Aku tahu aku menyakitimu. Ia menghela napas. Lira pasti masih marah. Dan ia tidak bisa menyalahkan istrinya atas itu. Aksa bersandar di kursi, lalu menutup mata sejenak. Perasaan bersalah menggerogoti d4d4nya. Ia ingin bertemu Lira dan ingin menatap mata istrinya dan berkata jujur tentang kejadian semalam. Namun, bagaimana jika Lira tidak mau mendengarnya? Saat itulah suara ketukan di pintu terdengar.