"Dia, dia benar," ucap Queen terbata. "Iya, dia benar Jevano." Adit membenarkan. Seluruh tenaga Queen seperti terserap habis, tak bersisa. Ia merasa lemas dan jantungnya berdetak kencang. "Ayo, pulang. Biar aku antar kamu pulang," Adit menggandeng tangan Queen menuju area parkir. Dengan kondisi Queen seperti itu, rasanya tidak mungkin membiarkan ia mengemudi sendirian. Adit tau, Queen pasti terkejut dengan pertemuannya dan Jevano. Pertemuan yang tidak pernah disangaka-sangka dan dalam keadaan yang tidak terduga. Selama perjalanan pulang, Queen masih diam terpaku. Rasanya seperti mimpi, ia bisa kembali bertemu Jevano. Bagaimana cara lelaki itu menatapnya, sungguh berbeda. Tatapan Jevano seperti mengintimidasi, seolah menegaskan bahwa ia sudah berubah menjadi pengusaha kaya, jau