Treated Like a Princess

1467 Kata

Aku tak pernah menyangka akan duduk di restoran mewah di Singapura ini, menatap piring-piring kecil dengan porsi yang—jujur saja—bikin aku bertanya-tanya apakah ini benar-benar makan siang atau cuma sereal penunda lapar. Tapi rasanya? Ya ampun, rasanya memang luar biasa. Selepas makan makanan utama yang lebih mirip karya seni daripada makanan, saatnya menyantap dessert. Aku sudah bersiap-siap dengan ekspektasi tinggi—mungkin tiramisu fancy atau chocolate souffle yang insta9ramable. Tapi ketika pelayan datang dan menaruh mangkuk besar di depan Mahendra, aku hampir tersedak air putihku. "Chendol Bingsu?" Aku menatap mangkuk itu dengan mata melotot. Es serut hijau dengan cendol dan santan, persis seperti yang bisa kita beli di warung pinggir jalan Jakarta seharga lima belas ribu rupiah. "Pa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN