"Siapa suruh tangan kamu turun!" aku kembali menaikkan tanganku yang kesemutan, gila nggak anak nggak bapak kejamnya minta ampun, semua gara-gara keisenganku menggoda Ramiana dan sekarang aku terjebak di sudut ruang inap di rumah sakit, menerima hukuman layaknya anak SD yang tidak membuat PR. "Kamu tidak bakal bisa lolos sebelum hasil pemeriksaan dokter keluar," ujarnya lagi, lagi-lagi aku mengangguk takut, bukan takut sih sebenarnya tapi segan. Walau bagaimanapun ayahnya Ramiana merupakan pengusaha sukses dan Bunda mengenalnya cukup dekat dan kalau aku membuat masalah dengannya aku takut Om Jilino mengadukan kelakuanku dan bisa-bisa Bunda bakal kena serangan jantung kalau tahu anak tunggalnya menghamili wanita yang bukan istrinya, heheheh andai kalian tau di mata Bunda aku hanya anak b