Kris berjalan mendekat ke arah kamar mandi sampai tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka dan muncullah Renata dengan rambut basahnya. “Kris? Kau sudah kembali?” tanya Renata. “Kau habis mandi?” Bukannya menjawab pertanyaan Renata, Kris justru memberinya pertanyaan yang jawabannya sudah jelas. Ia hanya heran, kenapa Renata tiba-tiba mandi. “Aku merasa tubuhku sangat berkeringat, jadi memutuskan mandi. Jadi, mana oleh-olehnya?” Mata Kris melebar. Ia lupa, benar-benar lupa. “Katamu kau pergi membeli oleh-oleh untuk Pak Syahroni, kan? Atau … tidak?” Renata dengan sengaja menjeda ucapan sebelum kata terakhir, seakan-akan ia menaruh curiga karena Kris tak membawa apa-apa. Kris mulai mengalihkan pandangan, mencoba mencari alasan. “Itu … aku tidak tahu harus memberi beliau apa,” ucap Kris.

