Kiara duduk di sofa, dengan segelas s**u hangat di tangan, menatap surat ancaman dari Lyla yang masih tergeletak di atas meja dengan tatapan dingin. Suasana begitu sunyi, hanya suara televisi yang menayangkan acara untuk anak, mengalun pelan dari ruang tengah, tempat Alea tengah bermain puzzle. Alea belum kembali bersekolah seperti biasanya. Karena, Kiara ingin memastikan semua baik-baik saja sebelum Alea kembali bersekolah. Abi keluar dari kamar dengan pakaian rapi, jas kerja membalut tubuhnya. Ia menghampiri Kiara, mencium kening istrinya, lalu berbisik, “Aku akan tunda meeting pagi jika kamu merasa tidak nyaman.” Kiara menatap Abi, lalu menggeleng. “Aku baik-baik saja, Mas. Walau ada rasa khawatir, tapi aku masih baik-baik saja. Istrimu ini hanya panik sesaat.” Kiara berbicara sambil

