58. Damba yang Sama

2054 Kata

“Akhirnya bangun juga …,” desah Vio antara lega, tetapi juga jengkel. Lega karena akhirnya Ryota sadar juga setelah demam tinggi sejak kemarin sore. Namun jengkel gara-gara Ryota tidak kunjung sadar, kesempatannya untuk menuntut penjelasan jadi tertunda.  Sejak kembali dari kantor Handi, Vio menunggui Ryota di kamar pria itu dan mendapati demamnya semakin tinggi. Vio sampai harus memanggil dokter keluarga untuk memeriksa kondisi Ryota, menemaninya sepanjang malam, lalu terbangun pagi ini hanya untuk melihat pria itu masih juga belum bangun. Barulah menjelang siang Ryota terbangun. “Violet …?” gumam Ryota parau. Matanya memicing kemudian mengerjap beberapa kali, kemudian mendengkus dan tertawa geli. Ryota menggeleng tidak percaya sambil tertawa sedih. “Kenapa kamu ketawa?” tanya Vio bing

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN