Sore itu Nara akan mengantar Syera pulang, mereka sedang bersiap-siap ketika Samuel datang ke klinik di mana Syera beristirahat. Kemunculan Samuel, membuat Syera semakin merasa bersalah karena telah menyusahkan pria itu. Syera berkali-kali mengucapkan kalimat maaf pada Samuel dan membuat Nara yang mendengarnya menjadi jengah. “Udah, sih, Syera! Lo kan, lagi sakit, lagi gak fit dia juga pasti maklum. Ngapain pake gak enak segala,” cerocos Nara dengan raut muka sebal. Nara tidak tau saja kalau Syera memang seperti itu, memiliki sifat tidak enakan. “Mau saya antar pulang?” tanya Samuel menawarkan diri. Nara melirik ke arah sahabatnya yang sudah pasti akan ditolak. “Terima kasih, aku akan pulang bersama Nara,” tolak Syera halus. “Oh, baiklah kalau begitu,” balas Samuel. “Kalau kamu

