Syera menangis sampai semua orang-orang itu meninggalkan rumahnya. Dia merasa malu dengan apa yang telah diperbuat ibunya, untung saja wanita yang merupakan istri sah dari pria itu tidak menyakiti ibunya seperti yang dia lihat di berita-berita di TV bahkan di media sosial. “Sudah, sudah ... jangan menangis terus, kita kemas-kemas yuk!” ajak Raffa yang sudah pasrah dengan keadaan mereka. Bagaimana pun juga, dia sebagai kepala keluarga di sini menggantikan tugas sang ayah yang meninggalkan mereka entah ke mana. Perihal permasalahan ibunya, dia anggap itu sebagai suatu pelajaran berharga untuk keluarga mereka. Raffa selapang itu menerima semua ujian ini. Berbeda dengan Syera yang memutuskan untuk berhenti bicara dengan sang ibu. Dia merasa sangat malu dengan kejadian ini, belum lagi ada

