Raffa berdiri di depan ruang inap Syera pagi itu, menunggu kedatangan ibunya untuk menggantikan menjaga adiknya. Awalnya dia ingin libur menemani Syera, akan tetapi dia ingat kalau dua hari lalu dia sudah mengambil cuti. Lagi pula, dia juga ada jadwal di sebuah restoran yang membutuhkan jasanya, dan tidak bisa dia undur atau digantikan dengan fotografer lain yang telah mempunyai tugasnya masing-masing. Lydia keluar dari lift dengan menenteng paper bag di tangan kirinya dan berjalan di lorong ruang inap. “Di sini, Ma!” Raffa memanggil ibunya yang tengah celingukan mencari kamar yang ditujunya. Lydia sudah berdiri di hadapan Raffa dengan sikap canggung. “Maaf, Raffa ngerepotin Mama. Sungguh, kalau tidak ada jadwal Raffa juga gak akan ninggalin Syera sendirian di sini,” cerocos Raffa m

