Denzel tiba di depan pintu apartemen Hanna dengan langkah terburu-buru, dadanya bergemuruh oleh kemarahan dan kebingungan. Malam itu hatinya hancur berantakan begitu dia menerima kenyataan yang menyakitkan, kenyataan yang merobek seluruh kepercayaan yang dia berikan pada wanita itu. Dia mengetuk pintu keras, nadanya memerintah, bukan meminta. Sekali, dua kali, dan akhirnya, pintu itu terbuka. Pintu terbuka lebar, dan di depannya, berdiri Hanna dengan tatapan terkejut. Wanita itu mengenakan pakaian santai, rambutnya terurai panjang, seolah tidak ada yang salah. Namun, Denzel bisa merasakan kebohongan besar di balik penampilan lugunya. "Hanna!" suara Denzel menggema di apartemen itu. Nafasnya cepat, matanya tajam menatap Hanna yang masih berdiri terpaku. “Tak ada lagi panggilan sayan