Caia merasa napasnya tertahan. Jantungnya berdetak kencang, bukan karena perasaan mesra, tapi lebih pada perasaan kesal dan tidak nyaman. Ia bisa mendengar napas tenang Zeus yang masih tertidur lelap, namun dia merasa tangan pria itu menyusuri tubuhnya semalam. Dalam sekejap, kemarahannya mulai memuncak. Bagaimana bisa Zeus melanggar janji yang diucapkannya tadi malam? Bukankah dia sudah berjanji tidak akan menyentuh Caia? Keinginan untuk membangunkannya dan memarahi Zeus sangat kuat. Ia ingin menegurnya, membangunkannya dari tidur nyenyaknya, dan menuntut penjelasan kenapa dia bisa mendapati dirinya dalam posisi seperti ini. Dengan hati-hati, Caia berusaha melepaskan diri dari pelukan itu, namun tangan Zeus malah kembali menariknya lebih dekat. “Zeus...” bisik Caia dengan nada pen