Tanpa peringatan, Zeus menarik Caia lebih dekat, dan sebelum Caia sempat berkata apa-apa, dia memagut bibirnya. Ciuman itu lembut, tetapi intens. Caia terkejut sejenak, tubuhnya menegang. Namun, perlahan-lahan dia mulai merespons, membiarkan dirinya tenggelam dalam ciuman itu. Bibir Zeus terasa hangat dan tegas, seolah memberinya rasa aman yang sudah lama dia cari. "Zeus..." gumam Caia dengan suara bergetar, saat ciuman itu terhenti untuk beberapa detik. Zeus menatapnya dalam, tanpa berkata-kata, tetapi dari tatapan itu, Caia tahu bahwa ini bukan hanya sekadar ciuman. Ada keinginan, ada dorongan yang lebih dalam di baliknya. Meski mereka tidak pernah benar-benar membicarakan perasaan mereka secara terbuka, ciuman itu berbicara lebih banyak daripada kata-kata yang mungkin mereka