Zeus berdiri tegap di depan mobil, menghadapi pria-pria yang mendekatinya.
Mereka tampak mengintimidasi dengan tubuh tinggi besar dan wajah dingin.
Caia memperhatikan dari dalam mobil, perasaannya semakin kacau.
Setiap detik terasa mencekam, sementara pikirannya dipenuhi bayangan buruk tentang apa yang mungkin terjadi.
“Apa yang kalian inginkan?” tanya Zeus dengan suara tenang namun tegas, meski ada ketegangan yang jelas dalam suaranya.
Salah satu pria, yang tampak sebagai pemimpin kelompok itu, melangkah maju. Dia menatap Zeus dengan dingin sebelum akhirnya menjawab, “Kami hanya butuh bicara sebentar. Tidak akan lama.”
Zeus mengangkat alis. “Bicara tentang apa?”
Pria itu tersenyum tipis, tapi senyumnya sama sekali tidak menunjukkan keramahan. “Tinggalkan perempuan dan pergilah j
