Menjadi Tawanan

1209 Kata

Anthea merasakan kekalutan merayap dalam hatinya. Dia melepas tangan Hercules yang menyentuh pipinya dan memundurkan langkahnya. Cahaya matahari masuk melalui jendela besar villa mewah itu, memantul di lantai marmer yang dingin. Namun, keindahan pemandangan pantai di luar sana tak mampu meredakan kegelisahannya. Ia menatap pintu besar di sudut ruangan, pintu yang menjadi pengingat bahwa dia tidak bisa pergi dari tempat ini. Di depannya, Hercules kini berdiri dengan sikap santai namun tegas, menyandarkan tubuh atletisnya di sofa besar. Mata cokelat pria itu menatap Anthea dengan intensitas yang membuatnya sulit bernapas. Hercules tidak hanya sekadar mengurung Anthea di villa ini—dia mengurungnya dengan tujuan, dengan tekad bahwa wanita itu tidak akan pergi sebelum semuanya tuntas.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN