Pagi itu, sinar matahari menerobos masuk melalui celah tirai kamar apartemen Anthea, menciptakan pola cahaya yang lembut di atas lantai kayu. Anthea sudah bangun sejak beberapa saat lalu. Dia perlahan bangkit dari tempat tidur, berhati-hati agar tidak membangunkan Hercules yang masih tertidur lelap di sampingnya. Mereka baru saja pindah ke kamar beberapa jam yang lalu setelah bercinta lagi di awal pagi buta, dan Hercules masih terlihat kelelahan, terbaring tenang dengan napas yang dalam dan teratur. Anthea berdiri di tepi tempat tidur, mengamati wajah Hercules yang damai saat tertidur. Ada perasaan hangat yang memenuhi dadanya saat dia melihat pria itu—pria yang sekarang menjadi bagian dari hidupnya, bagian dari dirinya. Setelah semalaman penuh gairah dan keintiman yang mendalam,