Sudah tiga puluh menit meeting berjalan tapi belum juga menemukan titik temu yang tepat. Adrian sudah ingin pulang. Belakangan ini laki-laki itu emang kerap kali merindukan Lisa dimanapun dia berada. Ingin sekali dia mengakhiri meeting membosankan ini. “Saya lebih setuju opsi yang kedua sepertinya, selain hemat biaya juga hemat waktu.” Ucap Adrian mengomentari presentasi yang sedang berjalan. “Saya setuju dengan pak Adrian, tapi untuk bagian pemasarannya harus difikirkan lebih matang lagi.” Adrian mengangguk menanggapi saran dari salah satu peserta meeting lain. “Maaf sebentar ponsel saya berdering. Dari orang rumah takut penting.” Adrian berdiri dan sedikit menjauh dari semua peserta meeting. “Iya Dik ada apa? Mas Adrian masih meeting.” Terdengar suara keributan dari tempat Dika.