Gilang terbangun dengan kondisi tubuhnya yang masih merasakan nyeri di beberapa bagian. Wajar saja, kendaraan yang menjadi lawan motornya adalah sebuah truk bermuatan besar. Masih diberikan kesempatan untuk hidup saja, Gilang sudah sangat bersyukur. Ini semua juga berkat Ayara, di tengah-tengah antara sadar dan tidak sadar—Gilang masih bisa melihat apa yang terjadi di sekitarnya. Termasuk pada saat Ayara kelabakan mencari cara untuk menyelamatkannya yang sudah hampir sekarat kala itu.
Kondisi jalan yang sepi dan berkabut petang itu, menjadi bayang-bayang buruk yang selalu hinggap di mimpi Gilang. Rupanya, pria itu merasa tiada hari yang terlewatkan tanpa bermimpi kejadian nahas yang menimpanya. Motor kesayangannya pun remuk tak berbentuk—itu juga merupakan satu dari sekian hal yang membua
