BAB 52

1402 Kata

Liam mengusap wajah, membayangkan situasi yang diceritakan Suci. Kalau begitu, ada dua saksi yang bisa membantu Kamari, Suci dan si nenek. Sayangnya, si nenek terlalu tua dan takut kesaksiannya tidak dianggap. “Malam itu, di rumah ada siapa?” “Hanya Kamari, nenek, ayah, dan Roi. Mama pergi kerja.” Liam menatap bocah kecil yang menunduk di atas mangkok kosong. Mengusap rambutnya dengan lembut, dan bertanya pelan. “Kamu tahu Kak Kamari marah dan tusuk ayah?” Roi mengangguk. “Iya.” “Kenapa Kak Kamari marah? Kamu tahu alasannya?” Lagi-lagi Roi mengangguk. “Iya, Kak Kamari marah karena ayah pegang-pegang dia.” “Pegang-pegang apanya?” Roi menunjuk pinggang, lengan dan bahu. “Semua tubuh Kak Kamari. Ayah pingin peluk dan cium Kak Kamari tapi kakak nggak mau.” “Roi lihat sendiri?” “Liha

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN