Lia langsung membawa tubuh Safa ke pelukan, “ada apa Safa?” Safa menggeleng kecil hanya ingin menangis, meluapkan segala perasaan campur aduk yang di rasa ketika mengetahui fakta masa lalu Azriel, merasa kesal dengan dirinya yang tidak paham maksud orang-orang di dekat yang coba memperingati Safa. Hidupnya terlalu lurus untuk bisa terima lingkaran hidup sang suami di masa lalu. Tidak salah jika Safa syok saat ini, rasa takut yang coba di usirnya malah semakin melekat di pikiran Safa dan mulai pertanyakan niat Azriel menikahi dirinya. Lia tak bertanya lagi, membiarkan Safa menangis sesenggukan. Sebab menangis adalah cara meluapkan isi hati terbaik di banding hanya diam dan menumpuknya di hati hingga berpotensi jadi luka masa panjang. Lia harap setelah menangis, Safa akan merasa se

