Safa menggenggam cangkir, hangat langsung menyentuh telapak tangannya yang dingin. Matanya menatap keluar jendela pada tanaman yang ada di balkon kamar apartemen, daunnya meliuk mengikuti irama angin.
Dia mengangkat cangkir dan menyesap kembali, air teh dengan madu dan lemon membasahi mulut hingga tenggorokannya. Hangat dan segar.
Hari ini kebetulan dia bisa pulang kantor masih siang, setelah ada pekerjaan keluar kantor. Suaminya sudah beri kabar akan pulang terlambat.
Azriel menjalani rutinitas seperti biasa, hanya Safa bisa rasa jika mengikhlaskan yang Azriel lakukan menjadikan lebih semangat jalani sehari-harinya. Safa bahkan diajak ke makam mendiang orang tuanya Azriel, waktu itu sebelum menikah pernah sekali tapi kali ini Azriel datang dengan senyuman dan mendoakan keduanya. Buk
