“Jangan sok jual mahal ya kamu!” Ucapnya, Safa memalingkan wajah begitu aroma alkohol menguar dari mulutnya. Safa gemetar, seumur hidup tidak pernah ada disituasi menakutkan begitu. Tetapi, dia tidak bisa diam saja. “Lepas, pak! saya bisa teria—“ “Teriak saja!” “TO—HMP!” teriakan Safa terendam karena Kevin membekap mulutnya, Safa terlalu kecil untuk melawannya. Ketika merasakan satu tangan lain kini memeluk pinggang Safa dengan sangat kurang ajar, Safa mulai menangis. Brakk!! Bahkan ponsel dan tasnya jatuh sangat kencang karena perlawanan Safa. Ya Allah... Ibu... selamatkan Safa. Dia hanya bisa membatin. Terus mencari cara agar bisa selamat dari niat buruk laki-laki ini. Tetapi, di sana terlalu sepi, Safa mulai tidak yakin ada seseorang yang akan menolong dirinya. Tidak, Safa t

