Setelah menerima panggilan dari Nathan, tubuh Shana seketika melemas hingga ia hampir terjatuh, jika saja Shana tak berpegangan pada sandaran sofa. Tanpa berpikir apapun lagi, Shana yang masih terisak, segera berlari keluar dari apartemennya dan masuk ke dalam lift. Ia bahkan tak sadar jika alas kaki yang digunakannya berbeda antara alas kaki kiri dan kanan. Pikirannya saat ini benar-benar kalang kabut. Wanita itu mulai menggigiti kuku-kuku jarinya lagi, dengan kedua tangannya yang terlihat sangat bergetar hebat. Setelah lift berhenti di lantai satu, Shana segera berjalan dengan cepat menuju pos penjaga keamanan, untuk menemui salah satu security disana. Kedua pria petugas keamanan itu mengerutkan dahi saat melihat Shana yang tak seperti biasanya. "Ada yang bisa saya bantu, Nyonya Oli