Disebuah taman belakang resort yang terlihat cukup sepi, Nathan sedang berdiri memunggungi Shana. Tak ada sepatah kata pun yang terlontar dari mulut keduanya. Hanya terdengar deru napas tak teratur dari Nathan yang sedang berusaha menahan amarahnya.
Sedangkan Shana, kini berdiri mematung. Dengan wajah yang nampak semakin pucat, ia berusaha menyeimbangkan topangan kakinya, dan memandang punggung Nathan dengan tatapan sendu. Suara rekan-rekannya yang sedang sibuk mengatur acara, terdengar silih bersahutan dari earpiece yang dikenakan Shana.
Nathan menghela napasnya sangat dalam, lalu memutar tubuhnya dan berbalik hingga mereka saling berhadapan. Wajah pria dengan setelan jas lengkap berwarna navy itu nampak kusut dan menatap Shana yang kembali menunduk, dengan serius.
"Kamu udah makan?"
