Rhe dan Damar turun dari mobil. Mereka mencoba berjalan biasa saja menuju pabrik nomor 21 itu. Untungnya hari sudah semakin gelap, jadi keberadaan mereka tidak terlalu jelas. Damar berbisik lalu mengenakan maskernya, “Ada pos keamanan di depan gerbang. Aku tidak melihat ada cctv, tapi kita harus berhati-hati. Kamu bawa masker?” “Ada bang,” Rhe mengangguk, ia lalu mengambil masker dari sakunya dan mengenakannya. Mereka berjalan menuju arah gerbang dan berpura-pura melintasinya. Rhe dan Damar berdiam di area sebelahnya yang merupakan lahan kosong lalu bersandar ke tembok pembatas antara lahan tersebut dengan pabrik nomor 21. “Rhe, aku tadi cari tahu, mereka ada tiga jam kerja. Pertama pukul tujuh pagi hingga pukul tiga sore. Lalu kedua, pukul tiga sore hingga pukul sebelas ma