Shana tersentak. Shana berdiri di samping Alshad sambil mengusap bibirnya. Kepalanya tertunduk dalam. Alshad bergerak maju dan berdiri di depan Shana. "Maafkan kami." Alshad meminta maaf pada orang tua Shana atas nama mereka berdua. "Sha! Ini tidak bisa dibiarkan, Bang. Mereka harus dinikahkan besok, titik!" Zizi bicara dengan nada keras. Zizi tidak ingin menyalahkan Alshad, karena Zizi bisa menilai kalau Shana yang terlihat agresif. "Amma mu benar. Apa kamu bersedia menikah besok, Alshad?" Al menatap Alshad. "Kenapa harus ditanya lagi. Dia harus bersedia sebagai bentuk tanggung jawabnya. Tidak boleh ada penolakan, ataupun penundaan. Tidak ada tawar menawar. Besok mereka harus dinikahkan. Kalau bisa malam ini. Malam ini juga akan aku nikahkan kalian!" "Sabar, Sayang." Al mengusap