Mata Ara melotot ke arah Arya. "Kenapa marah, salahku di mana? Kamu bilang terserah aku saja." Arya membalas tatapan Ara. "Ih bukan terserah yang itu. Maksud aku, terserah Om mau bicara apa." "Oh, maaf, aku pikir semuanya terserah aku. Aku tidak keberatan kok kalau malam pertamanya malam ini juga." Arya tertawa pelan. "Tidak mau!" Kepala Ara menggeleng. "Ya sudah tidak apa-apa aku tidak akan memaksa. Meski aku ingin kita gaspol saja agar bisa cepat punya anak nantinya. Kamu tahu sendiri, aku ini anak tunggal, hanya kepadaku orang tuaku berharap memiliki cucu. Karena itu kalau bisa kita jangan menunda-nunda untuk punya anak." Ara menoleh ke samping untuk menatap wajah mertuanya. Mertuanya hanya lebih tua sedikit dari orang tuanya. Apa yang dikatakan Arya benar juga. Arya anak tungga