Shana naik ke lantai atas. "Maafkan aku, Bang Al, Kak Zi. Tidak seharusnya ini terjadi." Alshad menundukkan kepala. "Semua sudah terjadi, Alshad. Yang penting kamu bersedia bertanggung jawab," ucap Zizi. "Iya, Kak." "Kita harus mandi dan segera berangkat ke mushola." "Baik, Bang. Aku permisi masuk ke kamar." "Iya." Alshad melangkah masuk ke dalam kamarnya. Alshad duduk di tepi tempat tidur. Sejak janji yang ia ucapkan kepada Zia, otaknya terus berputar memikirkan cara bagaimana agar ia bisa memenuhi janji pada Zia, atau menghindari janji itu nantinya. Ini menjadi dilema bagi Alshad tadinya, tapi apa yang terjadi baru saja, seakan menuntunnya untuk memilih memenuhi janji pada Zia. Cara yang tidak bagus sebenarnya, tapi semua sudah terjadi. Sudah takdirnya menemukan jodoh di sini de