Bram membelai pipi Padma, mencium pucuk hidung wanita itu sekilas kemudian mata mereka berdua saling beradu pandang. “Dulu saat pertama kali aku bertemu denganmu, aku mengira kau itu wanita sombong yang angkuh,” ujar Bram mengingat pertemuannya dengan Padma, “Kita sangat jarang bertegur sapa dan berinteraksi, walaupun kita berada dalam lingkar pergaulan yang sama.” “Aku tidak sombong,” sanggah Padma tidak terima, “Aku hanya sedikit tertutup.” “Ya awalnya aku pikir kau memang sangat sombong, tapi kemudian aku melihatmu dengan cara yang berbeda,” sahut Bram. “Dengan cara yang berbeda?” tanya Padma heran. “Kau pasti mengingat bagaimana pertama kali bertemu Hanum dan Hafiz, kan?” tanya Bram dan Padma menganggukkan kepalanya. “Anak sekecil mereka seharusnya punya sifat ingin tahu da

