"Uh, pelan-pelan Kakak." rengek Audi pada Chello yang membersihkan kakinya dari darah dengan sebuah kapas yang diberikan cairan alkohol 70% sebelumnya. "Perih?" tanya Chello meniupi lutut Audi, Audi mengangguk. Sedangkan Sinta yang memegangi kotak P3K memberengut kesal melihat Chello yang sikapnya berubah seratus delapan puluh derajat pada wanita yang menurutnya masih sangat muda itu. "Mbak." tunjuk Audi pada sinta. Sinta gelagapan ditunjuk Audi. Apa mungkin saingannya ini tahu isi hatinya tadi? Dukunkah? "Iya Bu." jawab Sinta tenang menyembunyikan kegugupannya. Padahal dalam hati wanita itu mengumpat, harusnya kan dia yang dipanggil Bu. Begitulah isi hatinya. "Jangan mau sama dia." kata Audi mengarahkan jari telunjuknya yang tadi menunjuk Sinta ke muka Chello. "Dia kalau